Senin, 14 Desember 2009

Jalan Santai HUT PGRI-64

5.200 Guru Ikuti Gerak Jalan Santai Dalam Rangka HUT PGRI ke-64
Tanggal posting December 13th, 2009
oleh Administrator di Siaran Pers

Jalan Santai PGRIBATAM- Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan, Minggu (13/12) melepas peserta gerak jalan santai yang diikuti oleh 5.200 guru se Kota Batam. Gerak jalan yang diselenggerakan dalam rangka ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke 64 ini, mengambil start di Pasar Mega Legenda, Batam Centre. Ketua PGRI, Bahrudi mengatakan, gerak jalan santai ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan HUT PGRI. Diharapakan melalui kegiatan ini dapat menciptakan guru uang professional dan bermartabat.

“Juga dapat kita jadikan sebagai sarana untuk bersilahturahmi antar sesama guru,” ujar Bahrudi bersemangat.

Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan memberikan apresiasi kepada para guru yang telah mengikuti kegiatan gerak jalan santai ini. Dengan semangat yang dimiliki guru, ia yakin mutu dan kualitas pendidikan di Batam akan terus meningkat. Untuk itu ia mengajak agar seluruh guru di Batam bersatu padu untuk membangun Batam. Walikota juga memberi pujian terhadap solidaritas dan rasa kebersamaan guru yang tinggi.

Seiring terus bertambahnya penduduk di Kota Batam, maka Batam membutuhkan banyak tenaga guru. Perhatian Pemerintah Kota (Pemko) Batam dibidang pendidikan, menurutnya telah dibuktikan dengan anggaran yang dialokasikan lebih dari 20 persen tiap tahunnya. Kemudian, pada guru yang juga mendapat insentif dari Pemko Batam.

“Yang belum terwujud itu dibidang perumahan dan ini kita pikirkan. Namun untuk sekarang untuk memperoleh rumah tidak susah, bisa mengajukan kredit dan kita bisa memfasilitasi,” paparnya.

Batam, menurutnya memang masih kekurangan guru. Namun permohonan guru dari luar untuk pindah tugas di Batam cukup banyak yang masuk. Tidak keseluruhan yang diterima, karena dilihat apakah Batam membutuhkan guru tersebut atau tidak. Sebagai bentuk dukungan terhadap acara tersebut, Walikota menyumbangkan satu unit sepeda motor sebagai hadiah. Didampingi istrinya, Mariana Dahlan, Walikota mengundi peserta gerak jalan yang berhak memperoleh sepeda motor tersebut.

Hadir dalam acara pelepasan gerak santai, 8Syamsul Bahrum, Asisten Ekonomi Pembangunan Kota Batam, Kepala Dinas Pendidikan, Muslim Bidin, Mantan Wali Kota Batam, Nyat Kadir, Anggota DPD RI, Haardi Hood dan Kabag Humas Pemko Batam, Yusfa Hendri.

Rabu, 11 November 2009

Sejarah PGRI

Sejarah PGRI
Dalam teks resmi yang dikeluarkan oleh Pengurus Besar PGRI, dan untuk dibaca pada upacara memperingati HUT PGRI dan Hari Guru Nasional, 25 November tahun 2008, dijelaskan bahwa PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.
Semangat kebangsaan Indonesia telah lama tumbuh di kalangan guru-guru bangsa Indonesia. Organisasi perjuangan huru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).
Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. Sejalan dengan keadaan itu maka disamping PGHB berkembang pula organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan yang lainnya.
Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama tumbuh mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah Kepala HIS yang dulu selalu dijabat orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia.
Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kesadaran. Perjuangan guru tidak lagi perjuangan perbaikan nasib, tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak “merdeka.”
Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24 – 25 November 1945 di Surakarta. Melalui kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah – guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 – seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan. Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tangan bau mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan :
1. Memepertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia;
2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan;
3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, dan guru pada khususnya.
Sejak Kongres Guru Indonesia itulah, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Jiwa pengabdian, tekad perjuangan dan semangat persatuan dan kesatuan
PGRI yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan negara kesatuan republik Indonesia. Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, independen, dan tidak berpolitik praktis.
Untuk itulah, sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan diperingati setiap tahun.

Selasa, 10 November 2009

Sekapur Sirih

Selamat datang di Website PGRI Kota Batam, Alhmdulillah Wa Syukurillah Web PGRI Kota Batam dapat tampil dikomunitas kita semua. Kami sangat bangga dengan kehadirannya, untuk dapat dikenal lebih dekat lagi, terutama dikalangan PGRI Batam dan umumnya
Guru diseluruh Nusantara bahkanInternasional. Secara tidak langsung, usahanya menggabungkan diri ditengah lingkungan Masyarakat baik sipil/lembaga-lembaga pendidikan lainya dan dijalur Pemerintahan.
Disini akan dapat Konfirmasi secara jelas dan tepat, mengenai perkembangan PGRI Kota Batam, yang berisikan Visi dan Misi PGRI Kota Batam, susunan Pengurus Periode 2008-2009, Baik Kepengurusan PGRI Kota Batam maupun Pengurus PC PGRI se-Kota Batam.
Kegitan-kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan dalam rangaka meningakatkan rasa sodlidaritas sesama anggota PGRI dan juga hubungan yang baik dengan pPemerintah (Legislative dan Eksekutive).
Selanjutnya dengan situs resmi ini, kami membuka peluang untuk sama-sama urun Rembug/berbagi wejanagan demi membesarkan PGRI, demi keajuan anak Bangsa dimasa depan

HIDUP GURU..........
HIDUP PGRI..........
SOLIDARITAS................YESSSSSS!

Senin, 09 November 2009

Halal Bi Halal PGRI Batam

Wako Hadiri Halal Bihalal Guru & Dinas Pendidikan Se Batam
Pemerintah Kota (Pemko) Batam terus meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru di Kota Batam. Dari segi kualitas Pemko terus menyekolahkan para guru sesuai dengan jenjangnya. Selain kualitas guru, mutu pendidikan juga terus ditingkatkan. Langkah lain yang ditempuh Pemko untuk meningkatkan mutu pendidikan yakni dengan membatasi jumlah siswa dalam satu kelas 1:40. Kemudian menggelar ujian sesuai dengan ketentuan. Bahkan penerimaan siswa baru telah diberlakukan system on line, mulai dari tingkat SD hingga SMA.
“Untuk kesejahteraan guru sudah menerima ‘take home pay’ antara Rp3 sampai Rp4 juta. Namun kita terus meningkatkan kesejahteraan dan kualitas guru untuk mendapatkan mutu pendidikan yang baik,” ujar Wali Kota dalam halal bihalal Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kepri, Jumat (16/10).
Untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Kota Batam, menurutnya perlu komitmen seluruh pihak. Jika pemerintah pusat ingin menerapkan sekolah gratis maka harus benar-benar sekolah gratis. Yang menjadi persoalan di Batam setiap tahunnya adalah menyangkut daya tampung. Menurutnya, untuk membangun Batam dibutuhkan guru yang berkualitas agar bisa memberikan pendidikan yang baik kepada anak didik.
“Ada pepatah yang mengatakan, jika benihnya baik jika dibuang akan tumbuh pohon begitu juga jika dibuang ke laut akan menjadi suatu pulau. Saat ini guru juga sudah banyak menjadi orang hebat, ada yang menjadi asisten dan anggota DPD,” tuturnya.
Wako memberikan apresiasi yang tinggi kepada guru dan murid yang telah berhasil mengumpulkan sejumlah uang untuk korban bencana gempa Sumbar. Tidak sedikit dana yang terkumpul yakni lebih dari Rp 200 juta dan dana sumbangan itu telah diserahkan langsung ke korban gempa Sumbar. Ketua PGRI Kepri, Bahrudi, dalam halal bihalal itu mengajak agar insan guru yang tergabung dalam PGRI dapat meningkatkan ahlak dan bermatabat serta professional.
“PGRI berusaha mewujudkan guru-guru professional dan berkualitas,” katanya.
Dalam acara halal bihalal yang digelar di Sport Hall Temenggung Abdul Jamal itu dihadiri ribuan anggota PGRI, mulai dari guru SD hingga SMA/SMK di Kota Batam. Acara sore itu juga disejalankan dengan tepuk tepung tawar kepada anggota PGRI yang berangkat menunaikan ibadah haji tahun ini. Hadir dalam acara itu, Hardi Hood, Anggota DPD RI perwakilan Kepri, Ketua LAM, Imran AZ, Maaz Ismail, Asisten Administrasi Umum Pemko Batam dan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam, Azwan.
Arsip PGRI Batam